Jumat, 27 Desember 2013

Kesaksian adik pemuda Palestina yang ditembak mati "Israel" saat mengais rezeki di perbatasan

PALESTINA – Adik
pemuda Palestina yang ditembak mati
oleh sniper “Israel” Jumat (20/12/2013)
lalu berbicara menentang pembunuhan
kakaknya dalam sebuah video yang
dirilis oleh Institute for Middle East
Understanding pada Kamis (26/12),
lansir Ma’an.
Raddad Hamad (22) dan kakaknya Odeh
(27) tengah mengumpulkan besi tua dan
plastik pada Jumat (20/12) lalu ketika
Odeh ditembak di bagian kepala oleh
pasukan penjajah “Israel” hingga
akhirnya meninggal.
Dalam video tersebut, Raddad
menjelaskan bahwa dia bersama
kakaknya berada sekitar satu kilometer
jauhnya dari pagar perbatasan “Israel”
ketika kakaknya tiba-tiba ditembak di
bagian kepala oleh peluru “Israel”. Pada
saat yang sama, Raddad juga ditembak
di bagian tangannya.
Raddad menekankan bahwa daerah di
mana mereka ditembak itu sudah sering
dikunjungi oleh warga Palestina yang
mencari potongan logam dan plastik
untuk dijual.

“Kami pergi setiap hari untuk
mengumpulkan plastik, untuk hidup.”
“Kejahatan apa yang dia lakukan
sehingga mereka menembaknya ? ”
tambahnya.

Raddad mengatakan bahwa setelah
ditembak Odeh jatuh ke dalam parit di
dekatnya, dan saat dia memanggil-
manggil Odeh, kakaknya itu sudah tidak
menyahut.
Dia mengatakan bahwa dia kemudian
merangkak selama setengah jam karena
pasukan “Israel” bahkan terus
menembak ke arahnya.
Dia akhirnya berhasil merangkak cukup
jauh dan memanggil ambulans, tapi
setelah ambulans tiba, pasukan “Israel”
tidak akan mengizinkannya untuk
melintas untuk menyelamatkan
kakaknya, kata Raddad.

“Saya berkata kami harus
menyelamatkan dia, dia sekarat.
Kakakku sedang sekarat di dalam sana.
Odeh sedang sekarat.”
“Mereka tidak mengizinkan ambulans itu
masuk.”
Pusat Hak Asasi Manusia Palestina
mengatakan dalam sebuah pernyataan
setelah kejadian itu, “Pasukan ‘Israel’
menggunakan kekerasan yang
berlebihan dan tembakan langsung
diarahkan pada mereka, meskipun
begitu jelas bahwa dua warga sipil
tersebut tengah mengumpulkan besi dan
plastik dari TPA di dekat pagar
perbatasan.”

Seorang jurubicara militer “Israel”
mengklaim kepada Ma’an pada saat itu,
“Warga Palestina menyebabkan
kerusakan pada pagar keamanan utara,”
dan “,menembakkan mortir ke Israel”.
Selain itu, pasukan penjajah “Israel” juga
mengklaim bahwa mereka membuat
“kerusuhan dan melemparkan batu pada
tentara [Palestina] di utara Jalur Gaza,
dan mendekati pagar dalam upaya
untuk masuk ke ‘Israel’.”
Pada hari yang sama, empat warga
Palestina lainnya juga ditembak di dekat
perbatasan Jalur Gaza, dalam eskalasi
besar kekerasan terhadap warga sipil
Palestina.

Pada Selasa (24/12), ketika penembak
jitu Palestina balas menembak seorang
pekerja Departemen Pertahanan “Israel”
yang bekerja di pagar perbatasan,
“Israel” malah membalas dengan
serangan udara terhadap Jalur Gaza,
membunuh gadis kecil berusia 3 tahun,
Hala Abu Sbeikha , saat ia sedang
bermain di halaman rumahnya di kamp
pengungsi Al-Maghazi serta melukai ibu
dan kakaknya.
Bukan hanya itu, empat warga Gaza
lainnya juga terluka dalam serangkaian
serangan “Israel”, masih pada hari yang
sama.

Pasukan “Israel” sering menembak para
petani dan warga sipil Palestina di Jalur
Gaza jika mereka diklaim mendekati
wilayah perbatasan yang diklaim militer
“Israel” sebagai wilayah terlarang untuk
warga Palestina.

“Zona penyangga keamanan” terbentang
antara 500 meter hingga 1500 meter ke
Jalur Gaza yang secara efektif mengubah
wilayah pertanian lokal masuk ke dalam
zona terlarang.

Menurut UNOCHA , 17 % dari total luas
lahan Gaza dan 35 % lahan
pertaniannya berada dalam zona
penyangga yang pada tahun 2010
langsung mempengaruhi kehidupan dan
mata pencaharian lebih dari 100.000
warga Gaza.
Jalur Gaza telah berada di bawah
blokade ekonomi yang parah yang
diberlakukan oleh penjajah “Israel” sejak
tahun 2006.

Sumber  :  arrahmah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar